Melampaui segala bayangan akan keraguan, dari banyak dan beragamnya prestasi dibidang arsitektur yang dibuat oleh ras manusia, sudah pasti Piramida Mesir pastilah masuk dalam daftar teratas dalam hal yang menakjubkan dan bangunan mengagumkan yang pernah dibuat.
SELAMAT DATANG DI BLOG RIFKI
Sabtu, 20 Juli 2013
Tehnik Manusia Terbang dalam Pembuatan Piramida Mesir
Melampaui segala bayangan akan keraguan, dari banyak dan beragamnya prestasi dibidang arsitektur yang dibuat oleh ras manusia, sudah pasti Piramida Mesir pastilah masuk dalam daftar teratas dalam hal yang menakjubkan dan bangunan mengagumkan yang pernah dibuat.
6 Wilayah Yang Paling Terpencil Di Dunia
6. McMurdo Station, Antartika
McMurdo Station adalah fasilitas riset dan sains yang dioperasikan di Amerika Serikat, melalui Yayasan Sains Nasional. Lokasi McMurdo dekat dengan pangkalan yang didirikan penjelajah Inggris pada 1902 dan mulai dioperasikan pada 1956.
Penduduk McMurdo mencapai 1.258 jiwa, namun jumlah itu merosot drastis saat musim salju. Penduduk di sini harus kuat hidup di udara yang minus 10,28 derajat Celcius pada musim panas. Pada musim salju, jangan tanya, tak ada penerbangan ke wilayah ini. Namun, di pulau ini tetap ada akses internet lho!
5. Pulau Easter , Chili
Pulau Easter terkenal akan patung megalitikumnya yang menjadi maskot. Pulau Easter terletak di 3.508 km dari Chili, Amerika Selatan.
Pulau seluas 168 km persegi ini hanya memiliki 4000 penduduk. Bangsa Polinesia dipercaya menjadi penduduk pertama yang menempati pulau ini, yang diperkirakan datang di antara 300-1200 SM.
4. Foula , Skotlandia
Foula merupakan pulau kecil yang terletak di utara Skotlandia. Pulau ini memiliki luas 11,26 km persegi dan hanya dihuni oleh 31 orang.
Penduduk pulau ini hidup secara tradisional dari kehidupan nelayan, namun akhir-akhir ini sektor pariwisata dan peternakan domba didorong untuk menaikkan kesejahteraan.
Sarana pelabuhan kurang memadai di pulau ini, namun ada bandara kecil untuk transportasi. Di pulau ini ada mercusuar yang tenaganya dari angin dan matahari.
3. Pulau Ascension
Pulau Ascension terletak di bagian paling selatan Samudera Atlantik, sekitar 1.609 km dari Afrika Selatan.
Pulau ini di bawah administrasi Inggris dan ditemukan pertama kali oleh pengelana Portugis, Jaoao da Nova. Pulau ini juga merupakan pangkalan udara Inggris dan AS. Keberadaan pangkalan udara kedua negara telah memberikan kontribusi bagi pertumbuhan penduduknya yang sekitar 880 orang.
Mustahil menjadi penduduk pulau ini sebab semua penduduk harus memiliki kontrak kerja dengan suatu perusahaan yang ada di pulau itu atau anggota militer Inggris dan AS.
2. Saint Helena
Saint Helena adalah pulau di sebelah selatan Samudera Atlantik, "tetangga" Tristan da Cunha dan Pulau Ascension. Pulau ini hanya memeliki luas 75 km persegi, didominasi puncak Gunung Diana, yang setinggi 818 meter.
Sedikitnya 4 ribu warga yang bermental kuat sudah menganggap Saint Helena sebagai rumah tinggalnya, mayoritas penduduk adalah keturunan penjajah Inggris. Penduduk Saint Helena hidup dari bekerja untuk pemerintah lokal, mengekspor hasil bumi seperti kopi dan pir berduri, serta bertanam serat rami Selandia Baru.
Penghasilan penduduk Saint Helena rata-rata 70 Poundsterling alias Rp 1,1 juta per minggu. Tak heran 1 dari 4 penduduk bermigrasi ke luar untuk mencari pendapatan yang lebih baik. Di sini juga ada jaringan internet, tapi leletnya minta ampun.
Kalau Anda mau ke Saint Helena, Anda harus berebut kursi dengan penduduk asli di pesawat militer Inggris, atau membeli tiket kapal yang berlabuh ke pelabuhannya setiap 30 tahun sekali.
1. Tristan da Cunha
Tristan da Cunha adalah pulau paling terpencil di dunia, 2.816 km dari Afrika Selatan. Daratan terdekat adalah di Saint Helena, sekitar 2.430 km.
Pulau ini ditemukan pada tahun 1.506 oleh pelaut Portugis Tristao da Cunha. Namun sang pelaut tidak mendiami pulau ini karena akses yang sulit dikepung oleh samudera yang ganas.
Akhirnya, pulau ini diambil alih di bawah Persemakmuran Inggris. Sebagian warga hidup di ibukota bernama 'Edinburg of The Seven Seas'. Pulau ini dulunya tidak memiliki kode pos, hingga akhirnya pada 2005 diberi kode pos TDCU 1ZZ, karena surat sering nyasar dan tak sampai.
Mayoritas penduduknya hidup dari perdagangan hasil bertani dan bekerja di pemerintahan lokal. Sumber pendapatan utamanya dari pabrik lobster.
Penduduk di pulau ini juga menghasilkan uang dari penjualan koin dan perangko dari kode pos yang unik. Biaya perawatan kesehatan bagi penduduk di sini gratis, tapi kalau sakit serius, harus menunggu kapal nelayan yang lewat untuk dibawa ke Afrika Selatan.
McMurdo Station adalah fasilitas riset dan sains yang dioperasikan di Amerika Serikat, melalui Yayasan Sains Nasional. Lokasi McMurdo dekat dengan pangkalan yang didirikan penjelajah Inggris pada 1902 dan mulai dioperasikan pada 1956.
Penduduk McMurdo mencapai 1.258 jiwa, namun jumlah itu merosot drastis saat musim salju. Penduduk di sini harus kuat hidup di udara yang minus 10,28 derajat Celcius pada musim panas. Pada musim salju, jangan tanya, tak ada penerbangan ke wilayah ini. Namun, di pulau ini tetap ada akses internet lho!
5. Pulau Easter , Chili
Pulau Easter terkenal akan patung megalitikumnya yang menjadi maskot. Pulau Easter terletak di 3.508 km dari Chili, Amerika Selatan.
Pulau seluas 168 km persegi ini hanya memiliki 4000 penduduk. Bangsa Polinesia dipercaya menjadi penduduk pertama yang menempati pulau ini, yang diperkirakan datang di antara 300-1200 SM.
4. Foula , Skotlandia
Foula merupakan pulau kecil yang terletak di utara Skotlandia. Pulau ini memiliki luas 11,26 km persegi dan hanya dihuni oleh 31 orang.
Penduduk pulau ini hidup secara tradisional dari kehidupan nelayan, namun akhir-akhir ini sektor pariwisata dan peternakan domba didorong untuk menaikkan kesejahteraan.
Sarana pelabuhan kurang memadai di pulau ini, namun ada bandara kecil untuk transportasi. Di pulau ini ada mercusuar yang tenaganya dari angin dan matahari.
3. Pulau Ascension
Pulau Ascension terletak di bagian paling selatan Samudera Atlantik, sekitar 1.609 km dari Afrika Selatan.
Pulau ini di bawah administrasi Inggris dan ditemukan pertama kali oleh pengelana Portugis, Jaoao da Nova. Pulau ini juga merupakan pangkalan udara Inggris dan AS. Keberadaan pangkalan udara kedua negara telah memberikan kontribusi bagi pertumbuhan penduduknya yang sekitar 880 orang.
Mustahil menjadi penduduk pulau ini sebab semua penduduk harus memiliki kontrak kerja dengan suatu perusahaan yang ada di pulau itu atau anggota militer Inggris dan AS.
2. Saint Helena
Saint Helena adalah pulau di sebelah selatan Samudera Atlantik, "tetangga" Tristan da Cunha dan Pulau Ascension. Pulau ini hanya memeliki luas 75 km persegi, didominasi puncak Gunung Diana, yang setinggi 818 meter.
Sedikitnya 4 ribu warga yang bermental kuat sudah menganggap Saint Helena sebagai rumah tinggalnya, mayoritas penduduk adalah keturunan penjajah Inggris. Penduduk Saint Helena hidup dari bekerja untuk pemerintah lokal, mengekspor hasil bumi seperti kopi dan pir berduri, serta bertanam serat rami Selandia Baru.
Penghasilan penduduk Saint Helena rata-rata 70 Poundsterling alias Rp 1,1 juta per minggu. Tak heran 1 dari 4 penduduk bermigrasi ke luar untuk mencari pendapatan yang lebih baik. Di sini juga ada jaringan internet, tapi leletnya minta ampun.
Kalau Anda mau ke Saint Helena, Anda harus berebut kursi dengan penduduk asli di pesawat militer Inggris, atau membeli tiket kapal yang berlabuh ke pelabuhannya setiap 30 tahun sekali.
1. Tristan da Cunha
Tristan da Cunha adalah pulau paling terpencil di dunia, 2.816 km dari Afrika Selatan. Daratan terdekat adalah di Saint Helena, sekitar 2.430 km.
Pulau ini ditemukan pada tahun 1.506 oleh pelaut Portugis Tristao da Cunha. Namun sang pelaut tidak mendiami pulau ini karena akses yang sulit dikepung oleh samudera yang ganas.
Akhirnya, pulau ini diambil alih di bawah Persemakmuran Inggris. Sebagian warga hidup di ibukota bernama 'Edinburg of The Seven Seas'. Pulau ini dulunya tidak memiliki kode pos, hingga akhirnya pada 2005 diberi kode pos TDCU 1ZZ, karena surat sering nyasar dan tak sampai.
Mayoritas penduduknya hidup dari perdagangan hasil bertani dan bekerja di pemerintahan lokal. Sumber pendapatan utamanya dari pabrik lobster.
Penduduk di pulau ini juga menghasilkan uang dari penjualan koin dan perangko dari kode pos yang unik. Biaya perawatan kesehatan bagi penduduk di sini gratis, tapi kalau sakit serius, harus menunggu kapal nelayan yang lewat untuk dibawa ke Afrika Selatan.
Andrea Gail, Kapal yang Karam Dihantam Ombak Siluman
“Hingga kini, baik bangkai kapal nelayan Andrea Gail beserta semua awak kapalnya tidak pernah ditemukan.”
Andrea Gail adalah kapal nelayan yang hilang pada saat mencari ikan di laut dan diabadikan kisahnya dalam film “the Perfect Storm” produksi tahun 2000. Kapal nelayan Andrea Gail mempunyai panjang 72 kaki yang dibuat di Panama City, Florida, Amerika pada tahun 1978 dan bernama asli “Miss Penny”.
Andrea Gail tenggelam pada tahun 1991 (replika @ wikipedia)
Peristiwa
Andrea Gail mengarungi perjalanan terakhirnya untuk menangkap ikan Marlin dari kota kecil Gloucester USA, pada 20 September 1991 menuju tebing bawah laut bernama “Grand Banks” (peta lokasi).
Setelah mengalami hasil tangkapan yang kurang begitu memuaskan di Grand Banks tersebut, Kapten Billy Tyne berencana akan mengarungi lautan Atlantik lebih ke arah timur, menuju wilayah lainnya yang kaya ikan bernama “Flemish Cap” (peta lokasi).
Setelah hasil yang tak memuaskan di Grand Banks, kapal nelayan Andrea Gail kembali menjelajah lautan ke Flemish Cap untuk mencari ikan pada tanggal 26 Oktober 1991.
Laporan kontak terakhir dari Andrea Gail sekitar jam 18:00 sore waktu setempat pada tanggal 28 Oktober 1991 setelah pulang dari Flemish Cap.
Kapten Tyne melaporkan kordinatnya terakhirnya pada 44 derajat lintang utara dan 56,4 derajat bujur barat atau sekitar 180 mil (330 km) timur laut dari Pulau Sable. (lihat peta perkiraan posisi terakhir Andrea Gail)
Andrea Gail sailing, departure to Grand Banks
Dia juga melaporkan keadaan tinggi gelombang laut 30 kaki (9 m) dan kecepatan angin diatas 80 knots (148 km/jam).
Pada saat itu memang sedang ada dua buah badai, bernama Hurricane Grace dari arah samudera Atlantik
Dan satunya lagi “iklim seperti badai dan tak wajar” dari daratan Amerika yang akhirnya mereka “bertemu dan menyatu” di tengah laut di wilayah tersebut dan lokasinya dekat dengan mereka saat berlayar mencari ikan.
Pada log radio komunikasi di syah bandar pelabuhan, terdengar Kapten Tyne berteriak pada kontak terakhirnya.
Yang sempat terekam adalah perkataan sang kapten Billy Tyne, “She’s comin’ on boys, and she’s comin’ on strong!”
Captain "Billy" Frank W Tyne. Jr (34 thn)
Badai saat itu dapat menghasilkan gelombang laut setinggi hingga 100 kaki (hampir 30 meter).
Dan ombak tersebut menghempaskan Andrea Gail dan keenam awak kapalnya ditengah laut sekitar Pulau Sable.
Tidak ada laporan atau pesan melalui radio komunikasi maupun faksimil lebih lanjut setelah detik-detik diwaktu tersebut, mengenai suara terakhir sang kapten, skipper Billy Tyne.
Robert F "Bobby" Shatford (30 thn)
Dan tidak ada kapal laut lain yang melaporkan atau mendengar panggilan kemalangan lainnya dari kapten kapal Andrea Gail tersebut.
Maka diputuskanlah oleh syah bandar pelabuhan Gloucester, bahwa pada hari Rabu tanggal 30 Oktober 1991, kapal nelayan Andrea Gail dinyatakan hilang dan karam serta tak diketahui posisi pastinya pada saat terakhir. (lihat peta perkiraan posisi terakhir Andrea Gail)
Spontan, berita duka ini langsung tersebar terutama ke instansi terkait lainnya. Juga ke media dan elektronik nasional dan internasional.
Dale L "Murph" Murphy (32 thn)
Dengan respon cepat, maka keesokan harinya setelah badai mulai melemah, sebuah pencarian besar-besaran segera diadakan oleh 106th Rescue Wing dari New York Air National Guard, States Coast Guard dan Canadian Coast Guard.
Pencarian itu mengerahkan lebih dari 200 kapal laut, pesawat dan helikopter beserta ribuan SAR dan tim penyelamat lainnya oleh pemerintah dan berbagai instansi terkait.
Luas kawasan pencarian oleh ketiga tim mencakup wilayah seluas 400.000 km²
David "Sully" Sullivan (29 thn)
Pada tanggal 8 November 1991, Andrea Gail emergency position-indicating radio beacon (EPIRB) ditemukan terhanyut dan mendarat dipantai Pulau Sable.
Awak Kapal
Seluruh awak kapal Andrea Gail pada saat perjalanan terakhir dan hilang ditengah laut oleh badai pada saat itu telah dinyatakan tewas.
Mereka para awak buah kapal tersebut adalah: Captain “Billy” Frank W Tyne. Jr (34 thn), Robert F “Bobby” Shatford (30 thn), Dale L “Murph” Murphy (32 thn), David “Sully” Sullivan (29 thn), Michael “Bugsy” Moran (36 thn), dan Alfred Pierre (32 thn).
Michael "Bugsy" Moran (36 thn)
Sembilan tahun kemudian pada tahun 2000, peristiwa ini diangkat ke sebuah film Holywood yang berjudul “The Perfect Storm”.
Film ini sangat laris di dunia dan masuk ke jajaran box office di Amerika, Eropa dan Asia.
Pada film ini mengisahkan perjalanan para nelayan tersebut disaat mencari ikan ke wilayah tebing bawah laut yang kaya dengan ikan Marlin bernama “Grand Banks“. Namun dalam beberapa hari itu ikan Marlin di Grand Banks tak begitu banyak di dapat.
Oleh karenanya, untuk memperoleh tangkapan yang jauh lebih banyak, mereka harus berlayar lebih jauh lagi ke arah timur dari Grand Banks, ke tengah samudera Atlantik. Disana ada wilayah tebing berbeda lainnya yang bernama “Flemish Cap”.
Benar saja, berton-ton ikan Marlin dengan cepat dan mudah dapat ditangkap di area ini, merekapun bergembira! Dan uang jutaan dollar dari para pembelinya di darat sudah menanti para nelayan tersebut untuk dibarter oleh ikan berton-ton milik mereka.
Tapi disaat hasil tangkapan sedang melimpah-ruah, tiba-tiba terjadi masalah, yaitu rusaknya alat pendingin ikan (freezer) di kapal tersebut.
Untuk menjaga agar ikan tetap segar, mereka harus cepat berlayar ke darat dan harus melalui dua buah badai yang telah menyatu dan berbahaya.
Badai tersebut bernama “Hurricane Grace”, dan satu lagi bukanlah seperti badai biasanya yang berasal dari lautan, namun justru dari daratan Amerika!
Badai kedua dari kutub utara ini terperaturnya sangat-sangat dingin karena berasal dari kutub utara. Begitu dinginnya udara yang dibawa oleh “fenomena badai super dingin” yang aneh tersebut, hingga membuat daerah yang dilaluinya menjadi tak berawan.
Sedangkan badai yang normal seperti “Hurricane Grace” ini, adalah badai yang terdiri dari udara panas di lautan yang membuat air laut menguap. Kemudian udara hangat tersebut bertemu dengan udara dingin dari daratan Amerika.
Pada saat keduanya bertemu, maka akan bersatu dan bercampur dengan pola atau gerakan memutar yang semakin kencang, kemudian terjadilah badai atau dalam bahasa Inggris disebut hurricane.
Namun khusus untuk fenomena yang satu ini, badai Grace akan jauh lebih besar dan berputar jauh lebih cepat akibat adanya “tambahan energi” dari udara yang “sangat-sangat dingin” dan tak biasa dan dibawa oleh badai kedua dari kutub utara, alias “badai aneh” tersebut.
Akhirnya, kedua badai tersebut bertemu dan bersatu, menjadikannya sebuah badai yang memiliki kekuatan super dan sedang bergelora.
Disaat yang sama, lokasi badai besar tersebut ada ditengan atau diantara posisi mereka (Andrea Gail dan ABK) dan daratan.
Maka, hanya ada dua keputusan yang harus mereka ambil. Kembali ke daratan dan pasti menjadi milyuner dengan cara menerjang badai ganas itu, atau menunggu badai reda dan pulang dengan tangan hampa. Bagaimana menurut anda? Mana yang anda pilih?
ABK Andrea Gail dalam film "the Perfect Storm" produksi tahun 2000
Secara demokratis mereka memutuskan untuk kembali berlayar ke Gloucester dan berhadapan dengan dua buah badai ganas yang telah menjadi satu tersebut.
Kota nelayan Gloucester adalah kota nelayan terbesar dan terkenal di Amerika karena para nelayan di kota itu yang memiliki jiwa pemberani.
Sejak dulu, para nelayan di kota tersebut secara turun-temurun sejak ratusan tahun lalu memang sudah terbiasa menerjang badai disaat mencari ikan.
Monumen di kota nelayan Gloucester. Monumen di kota yang terkenal dengan nelayan-nelayan pemberani ini dibuat untuk menghormati para nelayan yang meninggal saat mencari ikan di laut.
Dan selama ini sudah ratusan nelayan meninggal setiap tahunnya sejak berabad-abad lalu di kota nelayan tersebut.
Oleh karenanya, pemerintah setempat membuat sebuah monumen kehormatan untuk para nelayan yang tidak pernah kembali lagi ke keluarganya dan tak ditemukan mayatnya, meninggal dilaut lepas tanpa bekas.
Hingga kini kapal nelayan Andrea Gail beserta semua awak kapalnya juga tidak pernah atau belum ditemukan.
Namun beberapa drum bahan bakar, alat posisi EPIRB (emergency position-indicating radio beacon), jaket pelampung dan beberapa peralatan kapal yang tercecer dipermukaan laut saja yang hingga kini dapat ditemukan.
Andrea Gail adalah kapal nelayan yang hilang pada saat mencari ikan di laut dan diabadikan kisahnya dalam film “the Perfect Storm” produksi tahun 2000. Kapal nelayan Andrea Gail mempunyai panjang 72 kaki yang dibuat di Panama City, Florida, Amerika pada tahun 1978 dan bernama asli “Miss Penny”.
Andrea Gail tenggelam pada tahun 1991 (replika @ wikipedia)
Peristiwa
Andrea Gail mengarungi perjalanan terakhirnya untuk menangkap ikan Marlin dari kota kecil Gloucester USA, pada 20 September 1991 menuju tebing bawah laut bernama “Grand Banks” (peta lokasi).
Setelah mengalami hasil tangkapan yang kurang begitu memuaskan di Grand Banks tersebut, Kapten Billy Tyne berencana akan mengarungi lautan Atlantik lebih ke arah timur, menuju wilayah lainnya yang kaya ikan bernama “Flemish Cap” (peta lokasi).
Setelah hasil yang tak memuaskan di Grand Banks, kapal nelayan Andrea Gail kembali menjelajah lautan ke Flemish Cap untuk mencari ikan pada tanggal 26 Oktober 1991.
Laporan kontak terakhir dari Andrea Gail sekitar jam 18:00 sore waktu setempat pada tanggal 28 Oktober 1991 setelah pulang dari Flemish Cap.
Kapten Tyne melaporkan kordinatnya terakhirnya pada 44 derajat lintang utara dan 56,4 derajat bujur barat atau sekitar 180 mil (330 km) timur laut dari Pulau Sable. (lihat peta perkiraan posisi terakhir Andrea Gail)
Andrea Gail sailing, departure to Grand Banks
Dia juga melaporkan keadaan tinggi gelombang laut 30 kaki (9 m) dan kecepatan angin diatas 80 knots (148 km/jam).
Pada saat itu memang sedang ada dua buah badai, bernama Hurricane Grace dari arah samudera Atlantik
Dan satunya lagi “iklim seperti badai dan tak wajar” dari daratan Amerika yang akhirnya mereka “bertemu dan menyatu” di tengah laut di wilayah tersebut dan lokasinya dekat dengan mereka saat berlayar mencari ikan.
Pada log radio komunikasi di syah bandar pelabuhan, terdengar Kapten Tyne berteriak pada kontak terakhirnya.
Yang sempat terekam adalah perkataan sang kapten Billy Tyne, “She’s comin’ on boys, and she’s comin’ on strong!”
Captain "Billy" Frank W Tyne. Jr (34 thn)
Badai saat itu dapat menghasilkan gelombang laut setinggi hingga 100 kaki (hampir 30 meter).
Dan ombak tersebut menghempaskan Andrea Gail dan keenam awak kapalnya ditengah laut sekitar Pulau Sable.
Tidak ada laporan atau pesan melalui radio komunikasi maupun faksimil lebih lanjut setelah detik-detik diwaktu tersebut, mengenai suara terakhir sang kapten, skipper Billy Tyne.
Robert F "Bobby" Shatford (30 thn)
Dan tidak ada kapal laut lain yang melaporkan atau mendengar panggilan kemalangan lainnya dari kapten kapal Andrea Gail tersebut.
Maka diputuskanlah oleh syah bandar pelabuhan Gloucester, bahwa pada hari Rabu tanggal 30 Oktober 1991, kapal nelayan Andrea Gail dinyatakan hilang dan karam serta tak diketahui posisi pastinya pada saat terakhir. (lihat peta perkiraan posisi terakhir Andrea Gail)
Spontan, berita duka ini langsung tersebar terutama ke instansi terkait lainnya. Juga ke media dan elektronik nasional dan internasional.
Dale L "Murph" Murphy (32 thn)
Dengan respon cepat, maka keesokan harinya setelah badai mulai melemah, sebuah pencarian besar-besaran segera diadakan oleh 106th Rescue Wing dari New York Air National Guard, States Coast Guard dan Canadian Coast Guard.
Pencarian itu mengerahkan lebih dari 200 kapal laut, pesawat dan helikopter beserta ribuan SAR dan tim penyelamat lainnya oleh pemerintah dan berbagai instansi terkait.
Luas kawasan pencarian oleh ketiga tim mencakup wilayah seluas 400.000 km²
David "Sully" Sullivan (29 thn)
Pada tanggal 8 November 1991, Andrea Gail emergency position-indicating radio beacon (EPIRB) ditemukan terhanyut dan mendarat dipantai Pulau Sable.
Awak Kapal
Seluruh awak kapal Andrea Gail pada saat perjalanan terakhir dan hilang ditengah laut oleh badai pada saat itu telah dinyatakan tewas.
Mereka para awak buah kapal tersebut adalah: Captain “Billy” Frank W Tyne. Jr (34 thn), Robert F “Bobby” Shatford (30 thn), Dale L “Murph” Murphy (32 thn), David “Sully” Sullivan (29 thn), Michael “Bugsy” Moran (36 thn), dan Alfred Pierre (32 thn).
Michael "Bugsy" Moran (36 thn)
Sembilan tahun kemudian pada tahun 2000, peristiwa ini diangkat ke sebuah film Holywood yang berjudul “The Perfect Storm”.
Film ini sangat laris di dunia dan masuk ke jajaran box office di Amerika, Eropa dan Asia.
Pada film ini mengisahkan perjalanan para nelayan tersebut disaat mencari ikan ke wilayah tebing bawah laut yang kaya dengan ikan Marlin bernama “Grand Banks“. Namun dalam beberapa hari itu ikan Marlin di Grand Banks tak begitu banyak di dapat.
Oleh karenanya, untuk memperoleh tangkapan yang jauh lebih banyak, mereka harus berlayar lebih jauh lagi ke arah timur dari Grand Banks, ke tengah samudera Atlantik. Disana ada wilayah tebing berbeda lainnya yang bernama “Flemish Cap”.
Benar saja, berton-ton ikan Marlin dengan cepat dan mudah dapat ditangkap di area ini, merekapun bergembira! Dan uang jutaan dollar dari para pembelinya di darat sudah menanti para nelayan tersebut untuk dibarter oleh ikan berton-ton milik mereka.
Tapi disaat hasil tangkapan sedang melimpah-ruah, tiba-tiba terjadi masalah, yaitu rusaknya alat pendingin ikan (freezer) di kapal tersebut.
Untuk menjaga agar ikan tetap segar, mereka harus cepat berlayar ke darat dan harus melalui dua buah badai yang telah menyatu dan berbahaya.
Badai tersebut bernama “Hurricane Grace”, dan satu lagi bukanlah seperti badai biasanya yang berasal dari lautan, namun justru dari daratan Amerika!
Badai kedua dari kutub utara ini terperaturnya sangat-sangat dingin karena berasal dari kutub utara. Begitu dinginnya udara yang dibawa oleh “fenomena badai super dingin” yang aneh tersebut, hingga membuat daerah yang dilaluinya menjadi tak berawan.
Sedangkan badai yang normal seperti “Hurricane Grace” ini, adalah badai yang terdiri dari udara panas di lautan yang membuat air laut menguap. Kemudian udara hangat tersebut bertemu dengan udara dingin dari daratan Amerika.
Namun khusus untuk fenomena yang satu ini, badai Grace akan jauh lebih besar dan berputar jauh lebih cepat akibat adanya “tambahan energi” dari udara yang “sangat-sangat dingin” dan tak biasa dan dibawa oleh badai kedua dari kutub utara, alias “badai aneh” tersebut.
Akhirnya, kedua badai tersebut bertemu dan bersatu, menjadikannya sebuah badai yang memiliki kekuatan super dan sedang bergelora.
Disaat yang sama, lokasi badai besar tersebut ada ditengan atau diantara posisi mereka (Andrea Gail dan ABK) dan daratan.
Maka, hanya ada dua keputusan yang harus mereka ambil. Kembali ke daratan dan pasti menjadi milyuner dengan cara menerjang badai ganas itu, atau menunggu badai reda dan pulang dengan tangan hampa. Bagaimana menurut anda? Mana yang anda pilih?
Secara demokratis mereka memutuskan untuk kembali berlayar ke Gloucester dan berhadapan dengan dua buah badai ganas yang telah menjadi satu tersebut.
Kota nelayan Gloucester adalah kota nelayan terbesar dan terkenal di Amerika karena para nelayan di kota itu yang memiliki jiwa pemberani.
Sejak dulu, para nelayan di kota tersebut secara turun-temurun sejak ratusan tahun lalu memang sudah terbiasa menerjang badai disaat mencari ikan.
Dan selama ini sudah ratusan nelayan meninggal setiap tahunnya sejak berabad-abad lalu di kota nelayan tersebut.
Oleh karenanya, pemerintah setempat membuat sebuah monumen kehormatan untuk para nelayan yang tidak pernah kembali lagi ke keluarganya dan tak ditemukan mayatnya, meninggal dilaut lepas tanpa bekas.
Hingga kini kapal nelayan Andrea Gail beserta semua awak kapalnya juga tidak pernah atau belum ditemukan.
Namun beberapa drum bahan bakar, alat posisi EPIRB (emergency position-indicating radio beacon), jaket pelampung dan beberapa peralatan kapal yang tercecer dipermukaan laut saja yang hingga kini dapat ditemukan.
Sejarah Istanbul/Konstatinopel (kota yang menjadi rebutan)
Seperti yg kita ketahui Kontatinopel (baca: sekarang Instanbul) merupakan salah satu yang terkenal didunia. Keterkenalannya dikarenaka kota ini merupakan salah satu kota yang berpengaruh dan pernah menjadi ibukota dari 3 negara.
Negara tersebut adalah :
Negara tersebut adalah :
Teori Evolusi Darwin Terpatahkan Hanya Dengan Mangkok
Kepingan-kepingan tembikar yang baru-baru ini ditemukan oleh para pakar ilmu purbakala di Gua Yuchanyan di Cina telah sekali lagi merobohkan pemikiran evolusionis mengenai sejarah. Menurut sebuah laporan di BBC News, usia pecahan-pecahan tersebut yang telah ditentukan dengan menggunakan 40 macam teknik Karbon-14 yang berbeda berkisar antara 17.500 dan 18.300 tahun. keberadaan periuk setua itu merupakan sebuah kekalahan penuh, dalam istilah evolusinis, karena mereka menyatakan bahwa manusia memulai kehidupan beradab dan menetap pada masa yang mereka sebut sebagai Zaman Batu.
Senin, 22 April 2013
Penemu Tehnik Sosrobahu Dari Indonesia
Tahukah anda tentang tehnik beton Sosrobahu?...yah itu lah asli temuan putra indonesia , yaitu tehnik pemutaran lengan beton hasil coran yang bisa diputar hingga 90 derajad, yah pada kala itu dianggab hampir mustahil dan terkesan spekulatif, itulah putra-putra indonesia yang selalu dituntut serba instan pada kala itu dan harus berhasil. Adalah Tjokorda raka sukawati penemu aslinya yang kala itu dipusingkan dengan sibuknya jalan yang akan ditanami tiang tol sehingga dibutuhkan tehnik pengecoran yang tidak mengganggu jalan dibawahnya, yaitu harus mengecor tiangnya terlebih dahulu lalu baru dudkan jalan tol yang kemudian harus diputar searah jalan dibawahnya.
Karl-Gerät, "Monster" Penjebol Bunker Pada Perang Dunia II
“Karl-Gerät” (040/041) adalah self-propelled siege howitzer yang dibuat Rheinmetall untuk keperluan perang Jerman. Fungsi utamanya adalah menghancurkan bunker atau pertahanan statik yang sulit ditembus dengan peluru biasa.
Ini adalah self-propelled howitzer yang terbesar yang pernah dibuat manusia sepanjang sejarah. Tujuh buah berhasil diselesaikan, namun hanya enam buah yang terlihat di pertempuran dari tahun 1941 hingga 1945.
Mulai dari menyerang benteng Soviet di Brest-Litovsk dan juga Sevastopol, membombandir pemberontak Polandia di kota Warsawa hingga terlibat dalam Battle of Bulge dan dalam penyerangan jembatan Remagen. Dari tujuh buah hanya satu yang tersisa sejak akhir perang hingga sekarang.
Ini adalah self-propelled howitzer yang terbesar yang pernah dibuat manusia sepanjang sejarah. Tujuh buah berhasil diselesaikan, namun hanya enam buah yang terlihat di pertempuran dari tahun 1941 hingga 1945.
Mulai dari menyerang benteng Soviet di Brest-Litovsk dan juga Sevastopol, membombandir pemberontak Polandia di kota Warsawa hingga terlibat dalam Battle of Bulge dan dalam penyerangan jembatan Remagen. Dari tujuh buah hanya satu yang tersisa sejak akhir perang hingga sekarang.
Langganan:
Postingan (Atom)