Untuk menulis artikel ini diperlukan keberanian, demikian pula untuk
membacanya. Mengapa? Karena teorinya serta pembuktian dari teori-teori
itu tidak cocok dengan mosaik arkeologi tradisionil yang telah dengan
susah payah disemen dengan tangguhnya. Para sarjana akan menyebutnya
omong kosong dan akan memasukkannya ke dalam buku daftar kata-kata yang
sebaiknya tak usah disebut di sini. Orang awam akan menyembunyikan
dirinya bila mereka dihadapkan kepada kemungkinan untuk menyelidiki masa
lampau.
Namun demikian, ada satu hal yang sudah pasti yakni sesuatu yang tidak
konsisten, tentang masa lampau kita itu; tentang masa lampau ribuan juta
tahun yang telah silam. Masa lampau yang penuh dengan Dewa yang pernah
mengunjungi bumi ini dengan mengendarai kapal ruang angkasa. Kemajuan
tehnik tak terbilang pesatnya di masa yang telah silam itu. Banyak
sekali pengetahuan masa lampau itu yang sekarang baru sebagian saja yang
dapat kita temukan kembali.
Mengapa? Karena manusia telah menemukan atau mengetahui batere sumber
listrik ribuan tahun yang lalu. Karena kita telah menemukan makhluk aneh
berpakaian ruang angkasa yang sempurna dengan kancing-kancing plating.
Ciri dari setiap agama ialah bahwa agama itu menjanjikan bantuan dan
keselamatan kepada manusia. Dewa-dewa primitif pun memberikan
janji-janji demikian. Mengapa para dewa primitif itu tidak menepati
janji-janjinya ? Mengapa mereka telah menggunakan senjata ultra modern
terhadap manusia primitif? Mengapa para dewa itu merencanakan pemusnahan
manusia primitif ? Mari kita membiasakan diri berpikir bahwa alam
khayalan yang telah tumbuh dalam ribuan tahun ini suatu waktu akan
ambruk.
Penelitian yang tepat selama beberapa tahun saja telah meruntuhkan
bangunan mental kita yang kokoh itu. Ilmu pengetahuan yang tersembunyi
dalam perpustakaan masyarakat yang serba rahasia itu sekarang telah
banyak yang ditemukan. Abad penjelajahan angkasa luar sudah bukan lagi
abad serba rahasia. Kita sekarang telah dapat mendaratkan manusia di
bulan. Dengan penjelajahan mengangkasa, kita mencita-citakan untuk
mencapai matahari dan bintang-bintang. Dengan itu pula kita menduga atau
mengukur kedalaman “Jurang-jurang” masa lampau kita.
Para dewa, para pendeta, raja-raja serta pahlawan-pahlawan bermunculan
dari kegelapan. Kita harus menentang supaya mereka membuka tabir rahasia
mereka, kalau kita mau mempunyai cara untuk mengungkap masa lampau kita
tanpa meninggalkan jurang pemisah. Laboratorium modern harus mengambil
alih tugas penelitian arkeologi kita. Para akhli arkeologi harus
mengunjungi tempat-tempat bersejarah yang telah rusak dan hancur dengan
membawa alat-alat pengukur yang sangat peka. Para pendeta yang mencari
kebenaran harus mulai lagi meragukan kebenaran-kebenaran yang telah
ditetapkan pasti benarnya.
Para dewa dari masa silam yang kelam suram itu telah meninggalkan bekas
serta jejak yang tak terhitung banyaknya, yang baru sekarang untuk
pertama kalinya dapat kita baca dan terjemahkan karena bagi manusia
dimasa ribuan tahun yang lalu, persoalan penjelajahan angkasa bukanlah
masalah melainkan suatu pernyataan saja.
Zecharia Sitchin, lahir di russia kira-kira tahun 1920an... adalah
pengarang teori astronot kuno (Ancient Astronaut Theory) dari asal
muasal manusia.
Sekilas memang apa yang diutarakannya mirip dongeng atau karangan orang
yg memiliki keterbelakangan/kelainan mental, namun thesis yang
dilemparkannya itu didasarkan pada legenda-legenda dan pengetahuan dari
bangsa Sumeria kuno. Selain itu ia juga mengambil petikan-petikan dari
Kitab Perjanjian Lama, dimana menurutnya kejadian-kejadian itu
sebenarnya merupakan ilustrasi dari kontak antara manusia dengan
extraterrestrial (ET).
Salah satu hal yg mendorong lahirnya "kegilaan" teori ini salah satunya
bila kita melihat kemajuan pengetahuan astronomi bangsa Sumeria yg
memang membuat takjub manusia modern, misalnya mereka mengetahui
benda-benda langit tanpa bantuan teleskop, terus mereka yakin kalo sabuk
asteroid (darimana coba, mereka tau?) itu berasal dari sebuah planet
yang hancur, yang disebut Tiamat, yang hancur karena bertubrukan dengan
bulan dari Nibiru.
Selain itu bangsa Sumeria juga mengenal banyak sekali keberadaan
benda-benda angkasa lainnya yang beberapa diantaranya sampe sekarang
belum dapat dibuktikan keberadaannya secara sains modern.
Erich Von Daniken, seorang pengarang terlaris dan pendukung teori
kunjungan ET di jaman purbakala, memberitahu kita mengenai Dogon, sebuah
suku primitif di Afrika Barat yang sekarang tinggal di Mali. Nampaknya
selama ribuan tahun Dogon telah menceritakan mitos penciptaan yang sama
yang menyebutkan bahwa mereka berasal dari sebuah planet yang jauh.
Dan dalam Kitab Suci, apakah bahkan para malaikatpun adalah ET?
Dikatakan bahwa mereka adalah ‘pembawa pesan’ dari Allah dan datang dari
langit. Para pakar UFO mengingatkan kita bahwa Danial menyebut mereka
‘para pengawas’ dan tertulis bahwa mereka diijinkan untuk menikahi dan
memakan makanan manusia.
Dan bagaimana mengenai tangga Yakub? Dalam bukunya Pencarian Makhluk
Luar Angkasa, Alan Landsburg mengingatkan kita bagaimana Yakub ‘…mulai
bermimpi, dan lihat! Ada sebuah tangga yang diletakkan di atas bumi dan
puncaknya mencapai ke langit; dan lihat! Ada malaikat-malaikat Tuhan
yang naik turun di atasnya.’ Apakah mungkin Yakub melihat ET menggunakan
alat transportasi angkasa jaman dahulu ke dan dari bumi?
Dan bagaimana mengenai peramal lainnya dalam Perjanjian Lama, Elia? Pada
waktu dikatakan bahwa ia dibawa ke langit dalam sebuah ‘kereta kuda
yang berapi-api’, sejumlah orang mengatakan, bahwa ini mungkin adalah
sebuah jargon umum kitab suci untuk mengatakan bahwa ia meninggalkan
bumi dalam sebuah UFO.
Para peneliti mengatakan bahwa tulisan-tulisan Sansekerta India kuno,
juga, memberikan bukti yang berharga bagi teori kunjungan ET ke bumi di
jaman dahulu. Banyak tulisan-tulisan Vedic dan Hindu kuno yang
menyebutkan mesin-mesin terbang besi yang disebut Vimana. Bahkan
dinyatakan bahwa ada sebuah tulisan kuno yang menceritakan secara detil
bagaimana membuat pesawat-pesawat yang menakjubkan ini dan pelajaran
latihan menerbangkannya! Tetapi Anda menanyakan, lupakanlah pesawat
terbang canggih seperti itu, bagaimanakah orang-orang jaman dahulu itu
bisa sampai pada teknologi untuk membuat sebuah mesin terbang?
Adakah "MAKHLUK CERDAS" Selain di Bumi?
Apakah masuk akal kalau dikatakan bahwa kita penduduk dunia pada abad ke
dua puluh satu ini bukanlah satu-satunya makhluk hidup jenis manusia
yang ada di alam semesta ini ? May be yes, may be....
Setelah kita menyelidiki hasil penemuan dan penelitian terakhir, maka
pertanyaan seperti itu akan semakin banyak jumlah dan ragamnya. Dulu ada
anggapan bahwa kehidupan hanya dapat tumbuh subur dalam keadaan seperti
di bumi ini sekarang, tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin,
airnya berlimpah-limpah; persediaan oksigennya tak terbatas, alamnya
senantiasa di remajakan kembali oleh proses-proses organis.
Salah sekali jika orang menduga bahwa ke hidupan tak mungkin tanpa air
dan oksigen, sebab di Bumi kita pun terdapat bentuk kehidupan yang tidak
memerlukan oksigen, yakni yang di sebut bakteri-bakteri anaerobik.
Oksigen dalam jumlah tertentu dapat meracuni bakteri-bakteri semacam
ini. Dengan adanya dorongan dari ilmu pengetahuan baru yang dicapai tiap
hari, kita harus berusaha supaya alam pikiran kita tetap uptodate.
Assumsi bahwa kehidupan hanya dapat ada dan berkembang di atas planet
seperti Bumi ini, sudah tak dapat dipertahankan lagi. Mengapa tidak
mungkin ada kehidupan yang lebih tinggi tingkatnya, yang tidak
memerlukan oksigen?
Bumi yang kecil saja mempunyai keragaman bentuk kehidupan. Apalagi di
jagad raya ini. Di malam hari yang cerah dengan mata telanjang, orang
akan dapat melihat kira-kira 4.500 bintang. Tetapi dengan menggunakan
teleskop dari observatorium terkecil akan tampak hampir 2.000.000
bintang. Anggap saja 1 bintang hanya memiliki 5 planet yang mengorbit.
Berarti dari 2 juta bintang yang kelihatan oleh teleskop saja sudah ada
10 juta planet.
Misalnya dari 1000 planet hanya ada 1 yang memenuhi syarat seperti Bumi,
berarti sudah ada 10.000 planet yang layak untuk hidup. Apakah dari
10.000 planet tersebut, yang paling maju adalah kehidupan bumi?
Anggaplah Bumi adalah planet paling maju. Sekarang kita mencoba melihat
ke masa depan, dimana manusia sudah bisa menciptakan pesawat ruang
angkasa yang bisa melaju dengan kecepatan cahaya. Misalnya saja ada
sekelompok ilmuwan Bumi yang melakukan perjalanan antar bintang, dan
mereka harus singgah di planet-planet tertentu untuk mengisi bahan
bakar.
Planet yang dipilih kebetulan kaya akan sumber daya alam untuk diuraikan
jadi bahan bakar kimiawi untuk pesawat. Tapi ternyata planet tersebut
juga memiliki kehidupan yang mirip Bumi, tapi peradaban mereka sangat
primitif. Makhluk hidup ini sedang membuat alat-alat dari batu, mereka
sedang memburu dan membunuh marga satwa dengan menggunakan tombak,
biri-biri dan kambing kelihatan bergerombol sedang merumput di padang
rumput, para perajin kelihatan sedang membuat alat-alat sederhana untuk
keperluan rumah tangga.
Wajah aneh mereka menyambut kedatangan para astronot kita. Tetapi apa
yang dipikirkan oleh makhluk primitif dari planet itu tentang benda aneh
yang baru saja mendarat di sana, dan sosok-sosok tubuh yang ke luar
dari benda aneh itu dianggapnya apa?
Penghuni planet itu sambil sembunyi di tempat mau mengamati para
wisatawan ruang angkasa kita, yang memakai topi aneh, topi bertanduk
sebatang logam, helm berantena, mereka keheran-heranan ketika malam
gelap gulita menjadi terang benderang seperti siang oleh lampu-lampu
sorot/pencari, mereka ngeri melihat orang asing itu di mana dapat dengan
mudahnya membumbung ke atas dengan sabuk roket, mereka menyembunyikan
lagi kepalanya ke dalam tanah ketika pesawat menderu, mendengus dan
mendengung, membumbung tinggi ke atas, dan akhirnya mereka lari menuju
tempat pengungsian dalam gua-gua ketika terdengar suara menggelegar dan
menakutkan dari gunung-gunung karena ledakan percobaan. Tak ayal lagi
para astronot kita itu pasti dianggap dewa yang sakti oleh makhluk
primitif ini!
Sehari-harian para wisatawan ruang angkasa kita ini melakukan pekerjaan
mereka yang sulit rumit itu, dan setelah lewat beberapa waktu,
barangkali datanglah delegasi yang terdiri dari para pendeta dan
dukun-dukun mendekati para astronot itu dengan maksud mengadakan
hubungan langsung dengan para dewa. Mereka membawa sesajen-sesajen untuk
menghormati atau menyembah para tamu mereka. Masuk akal kiranya kalau
angkasawan kita itu akan dengan cepat mempelajari bahasa penduduk
setempat dengan menggunakan komputer, sehingga mereka dapat mengucapkan
terimakasih atas keramahan tuan rumah.
Namun walaupun diterangkan kepada manusia setengah beradab ini dalam
bahasa mereka, bahwa sebenarnya tidak ada dewa yang datang mendarat,
bahwa tidak ada makhluk dari yang datang berkunjung ke sana yang lebih
tinggi derajatnya dan patut dikagumi; tetap tidak berhasil. Teman-teman
primitip kita itu tetap tidak percaya.
Para wisatawan ruang angkasa itu datang dari bintang-bintang lain,
mereka nyata sekali mempunyai kekuatan yang dahsyat dan mampu untuk
memperlihatkan kekuatan-kekuatan gaib. Mereka itu pasti para dewa,
demikian anggapan penduduk planet itu. Dalam usaha para angkasawan itu
untuk menjelaskan segala sesuatunya tak berhasil mencapai titik temu
pembicaraan untuk dapat menawarkan bantuan apa saja kepada penduduk itu.
Pokok pembicaraan semacam itu sama sekali tak terpikirkan oleh penduduk
yang telah dikejutkan oleh kedatangan para wisatawan ruang angkasa itu.
Sekalipun tak mungkin untuk membayangkan semua hal yang bakal terjadi,
tetapi sejak hari pendaratan hal berikut ini kiranya dapat memberikan
gambaran tentang rencana yang telah dipikirkan sebelumnya.
Sebagian dari penduduk dapat dibujuk dan dilatih untuk membantu dalam
penelitian sebuah kawah yang terjadi karena ledakan untuk mendapatkan
bahan-bahan yang dapat diuraikan secara kimiawi, sehingga dapat
digunakan, sebagai bahan bakar untuk pulang ke bumi. Orang yang paling
cerdas di antara penduduk mungkin dipilih menjadi "Nabi" atau “Raja”.
Sebagai ciri yang dilihat tentang kemampuannya, mungkin ia diberi sebuah
pesawat radio sebagai alat untuk berkomunikasi dengan para dewa itu.
Para astronot kita itu mungkin mencoba mengajarkan bentuk-bentuk
peradaban sederhana dan konsep-konsep moral kepada mereka, untuk
memudahkan perkembangan tata sosial. Beberapa wanita pilihan mungkin
dinikahi oleh para astronot. Jadi mungkin timbul suatu ras baru yang
melompati suatu fase atau tahap dalam evolusi bangsa secara alamiah.
Dari perkembangan kita sendiri dapat kita ketahui berapa lamanya waktu
yang diperlukan untuk mendidik ras ini menjadi akhli ruang angkasa.
Karena itu sebelum para astronot kita terbang kembali ke Bumi, mungkin
mereka meninggalkan suatu tanda yang dapat dilihat dengan jelas dan yang
hanya dapat dipahami jauh di masa mendatang oleh masyarakat yang taraf
pengetahuannya di bidang tehnik dan matematika sudah tinggi.
Sementara kapal ruang angkasa para ilmuwan kita menghilang ke dalam
kabut alam semesta, teman kita di planet itu akan berceritera tentang
keajaiban yang baru terjadi; “Para dewa itu pernah ada di sini”. Mereka
akan menterjemahkan keajaiban itu ke dalam bahasa mereka yang sederhana
dan menjadikannya sebagai suatu hikayat yang akan diwariskan
turun-temurun kepada anak cucu mereka; akan menjadi tanda
kenang-kenangan, dan segala apa yang ditinggalkan para wisatawan ruang
angkasa itu akan mereka jadikan sebagai benda pusaka yang keramat.
Sekarang kita kembali ke peradaban di Bumi, masa sekarang. Kita coba
untuk mengambil dan menguasai harta peninggalan yang diwariskan oleh
para dewa itu. Pada awal abad ke-18, di istana Topkapi Turki, ditemukan
peta-peta kuno. Peta itu adalah milik seorang perwira tinggi Angkatan
Laut Turki Laksamana Piri Reis. Dua buah atlas yang disimpan di
perpustakaan negara di Berlin yang memuat gambar tang tepat dari laut
Tengah dan daerah sekitar laut Mati, juga berasal dari Laksamana Piri
Reis ini.
Semua peta ini telah diserahkan kepada Arlington H. Mallerey seorang
Kartograf Amerika untuk diteliti. Mallerey memperkuat fakta yang luar
biasa bahwa semua data geografi terdapat pada peta-peta itu, tetapi
tidak digambar pada tempat yang semestinya. Ia minta bantuan dari
Walters seorang kartograf dari Biro Hidrografi Angkatan Laut Amerika
Serikat. Mallerey dan Walters bersama-sama menyusun suatu skala dan
mentransformasikan peta itu menjadi bola dunia. Mereka membuat penemuan
yang menggemparkan. Petanya memang cermat, bukan hanya mengenai Laut
Tengah dan Laut Mati saja melainkan pantai-pantai Amerika Utara dan
Selatan bahkan garis-garis tinggi Permukaan Samudra Antartika pun
dilukiskan dengan persis sekali pada peta Piri Reis itu. Peta itu bukan
hanya memproduksikan garis besarnya benua-benua melainkan juga topografi
dari daerah-daerah pedalaman. Pegunungan, puncak gunung, pulau, sungai
dan dataran tinggi; semuanya digambarkan de ngan ketepatan yang luar
biasa.
http://villegagnons-plaisance.com/60...rpretation.jpe
(Karena preview perbandingan gambar peta Piri Reis dengan peta dunia sekarang terlalu gede, ane kasih dalam bentuk link aja)
Dalam tahun 1957 Tahun Geografis, peta-peta itu diserahkan kepada Bapak
Jesnit Lineham, yang menjabat direktur dari Weston Observatory merangkap
juru potret pada Angkatan Laut Amerika Serikat. Setelah memeriksanya
dengan cermat, Bapak Lineham pun hanya dapat memperkuat ketepatannya
yang fantastis itu bahkan sampai mengenai daerah daerah yang di masa
sekarang jarang se kali dipelajari. Yang paling menonjol ialah bahwa
pegunungan di Antartika yang baru ditemukan pada tahun 1952, dalam peta
Reis telah terdapat. Pegunungan itu telah tertutup oleh es beratus-ratus
tahun lamanya . Peta kita sekarang dibuat berdasar kan hasil pemetaan
dengan menggunakan alat-alat gema suara.
Setelah diadakan perbandingan dengan hasil pemotretan bulatan dunia kita
yang di lakukan secara modern dari satelit, perbandingan itu
menunjukkan bahwa peta aslinya dari Piri Reis itu pasti telah dibuat
berdasarkan hasil pemotretan dari udara dengan ketinggian yang jauh
sekali. Nah! Bagaimana menjelaskan hal demikian itu?
Sebuah kapal ruang angkasa terbang diam di atas Kairo dan membidikkan
kameranya lurus ke bawah. Setelah filmnya dicuci maka akan terdapat
gambaran ini; segala sesuatu yang ada dalam radius kira-kira 5.000 mil
dari Kairo akan direproduksikan secara tepat, karena semuanya ada di
bawah lensa. Tetapi negara-negara dan benua-benua di luar radius itu
akan berubah reproduksinya dari keadaan sebenarnya. Semakin jauh
pandangan kita dari titik pusat gambar, semakin banyak penyimpangan atau
perubahan gambarnya. Mengapa ini semua? karena bumi ini berbentuk
bulatan, benua-benua yang jauh dari titik pusat “tenggelam ke bawah”.
Diakui bahwa peta milik Laksamana Turki itu tidak originil. Peta itu
entah merupakan salinan keberapa kalinya. Namun demikian sekalipun
misalnya peta itu telah ada sejak abad ke delapan belas, jadi ketika
ditemukan baru saja selesai dibuat, kenyataan-kenyataan ini semua sama
saja, tidak dapat dijelaskan. Siapapun yang telah membuatnya, orang itu
pasti telah pernah mampu mengudara dan mampu memotret dari udara. Dan
seingat saya pada abad ke-18, manusia masih belum menciptakan Apollo.
Harus bagaimana kita menerangkan itu? Haruskah kita merasa puas dengan
legenda yang di ceritakan oleh seorang dewa kepada seorang pendeta
tinggi? Atau kita harus berani mengusik sarang tawon dan menyatakan
bahwa kartografi dari bola dunia kita itu dibuat dari pesawat udara yang
terbang tinggi atau dari suatu kapal ruang angkasa?
Selain peta Piri Reis, masih banyak lagi peninggalan "keramat" yang
diberikan Wisatawan Purbakala untuk dipelajari anak didik mereka. Tiap
usaha untuk mengingatkan anak didik itu akan bahaya yang terkandung di
dalam ilmu yang sudah mereka wariskan sedikit sekali kemungkinannya
untuk berhasil. Sekalipun kita diperlihatkan film-film yang mengerikan
tentang peperangan antara planet dan ledakan ledakan atom, usaha itu tak
akan dapat mencegah perbuatan tolol yang dilakukan para penguasa di
Bumi, misalnya terus-menerus bermain dengan nyala api peperangan yang
dapat membakar itu.
Quote:
** Maaf sebelumnya Tapi ini hanyalah Sebuah Ilmu pengetahuan aja.
tidak ada maksud tertentu atas postingan ini.
ane juga orang yang percaya sepenuhnya atas ALLAH.