Tari tor-tor adalah milik orang mandailing, bukan milik orang Indonesia atau Malaysia. Orang Mandailing walaupun mereka warga negara Cina, India, Jepang, Malaysia, Singapura tetap berhak atas budaya mereka.
Status kewarganegaraan tidak menghalang seseorang mengamalkan adat budayanya karena adat budaya telah ada ratusan tahun sebelum kelahiran negara Indonesia dan Malaysia.
Orang Mandailing warganegara Malaysia atau Singapura berhak atas adat budaya mereka. Karena negara Indonesia dan Malaysia baru lahir kemaren sore, yaitu 1945 dan 1957.
Orang Mandailing, Minang, Bugis, Batak dll berhak mengamalkan adat budaya mereka walaupun mereka warganegara Malaysia, Singapura, Brunei dll. Ia sama saja dengan orang Cina warganegara Indonesia yang berhak mengamalkan barongsai, tari naga dll di Indonesia.
Ia lebih kurang sama dengan orang Jawa transmigran yang mengamalkan adat budaya Jawa di daerah transmigran yang bukan termasuk dalam wilayah kekuasaan dan daerah Jawa lagi.
Adat budaya Mandailing, Minang, Bugis dll. Telah ada sebelum lahirnya negara Indonesia dan Malaysia lagi. Penghijrahan masyarakat melayu di kepulauan Nusantara ini telah berlaku sebelum lahirnya negara Indonesia pada 17 Agus 1945 dan sebelum 31 Agus 1957.
Ribuan tahun sebelum kelahiran negara kesatuan republik Indonesia dan Kerajaan Malaysia, adat dan budaya Minang, Mandailing, Bugis, Riau dll telah eksis dan wujud di kepulauan ini.
Menurut UNESCO; Budaya bukan hak milik negara, tapi milik bangsa.. Artinya bangsa cina, mandailing, minang, batak dll. berhak mengamalkan adat budayanya sendiri walaupun mereka warga negara Malaysia, Brunei atau Singapura. Cina juga tidak pernah protes ke Indonesia walaupun budaya mereka diamalkan oleh orang cina Indonesia..