Senin, 22 April 2013

Dibalik Kisah Terusan Panama "Si Pembelah Benua"





Quote:
TERUSAN Panama (Panama Canal) adalah sebuah kanal besar yang terletak di negara Panama, Amerika Tengah. Kanal Panama atau yang lebih dikenal dengan nama Terusan Panama lebih jelasnya adalah sebuah terusan yang membelah tanah genting Panama sepanjang 82 km, sekaligus juga membelah daratan Amerika Utara dan Amerika Selatan dan dengan demikian berhasil menghubungkan Samudra Pasifik dan Atlantik. Terusan ini memotong waktu tempuh kapal laut karena tidak perlu memutar lewat ujung selatan Amerika Selatan. Sebagai contoh, jika sebuah kapal laut berlayar dari New York (Pantai Timur AS) menuju ke San Francisco (Pantai Barat AS) dan tidak melalui terusan ini maka jarak perjalanannya menjadi 22.500 km (14.000 mil), sedangkan jika memanfaatkan terusan maka jaraknya hanya menjadi 9.500 km (6.000 mil) saja!


Quote:
Rencana pembangunan terusan ini sudah mulai muncul di abad ke 16 namun baru berhasil direalisasikan pada 15 Agustus 1914. Walaupun pembangunannya dilanda berbagai masalah seperti penyakit malaria, demam kuning, bencana tanah longsor, dan kekurangan air, terusan ini akhirnya berhasil didirikan dan telah membantu ratusan ribu kapal menyeberang sejak pembukaannya atau rata-rata 12.000 kapal per tahun.
Sejarah Pembangunan

Quote:
Gagasan pembangunan Terusan Panama dicetuskan pertama kali pada tahun 1524 oleh raja Spanyol saat itu, Charles V. Raja berpendapat jika tanah genting di Panama dibelah maka akan meringankan perjalanan kapal-kapal kerajaan yang berlayar dari Ekuador ke Peru ataupun sebaliknya. Tahun-tahun berikutnya, sejumlah kerajaan lain di Eropa juga mengemukakan gagasan yang sama namun masih terbentur kendala teknologi dan sumber daya.


Pembangunan fisik terusan akhirnya baru berhasil dimulai pada tanggal 1 Januari 1880. Saat itu Pemerintah Perancis yang terinspirasi dari kesuksesan insinyurnya, Ferdinand de Lesseps, yang berhasil mendirikan Terusan Suez di benua Afrika, memutuskan memulai proyek mahasulit ini. Pembangunan terusan dipercayakan langsung pada de Lesseps. Sayangnya, karena terkesan buru-buru dan tidak melakukan studi geologi dan hidrologi yang memadai, proyek ini mulai banyak memakan korban jiwa dan dana. Wabah malaria dan demam kuning merebak dan sejumlah besar pekerja terjangkit dan bahkan meninggal dunia (tercatat sekitar 22.000 orang) sehingga proyek mulai terbengkalai. Peralatan yang terbuat dari besi dan baja mulai berkarat, sebagian pekerja angkat tangan dan kembali ke negaranya.

Melihat kondisi ini, pemerintah Perancis pada tahun 1893 memutuskan menghentikan sementara proyek ini. Selanjutnya pada tahun 1898, Perancis melobi Amerika Serikat (AS) untuk meneruskan proyeknya. Tahun 1902, Senat AS menyetujui pengambilalihan proyek ini. Tahun 1904, presiden AS masa itu, Theodore Roosevelt, memutuskan membeli sisa-sisa peralatan proyek dari Perancis dan meneruskan pembangunan terusan. Namun, hal ini dilakukan AS setelah berhasil memerdekakan Panama dari Kolombia. Sebagai kompensasinya, Pemerintah Panama memberikan hak pengelolaan terusan kepada AS.


Pembangunan Terusan Panama pun dilanjutkan kembali! Kali ini melalui persiapan matang dan penyediaan infrastruktur yang memadai. Presiden Theodore Roosevelt menunjuk George Washington Goethals sebagai pimpinan proyek. Peralatan lama sedikit demi sedikit mulai diganti dengan peralatan baru yang lebih canggih. Tahun 1914, proyek Terusan Panama berhasil diselesaikan. Dua tahun lebih cepat dari target yang ditetapkan yaitu pada 1 Juni 1916. Terusan Panama akhirnya dibuka secara resmi pada 15 Agustus 1914 yang bertepatan dengan mulai berkecamuknya Perang Dunia I di Eropa dan kapal laut pertama yang melintas adalah sebuah kapal kargo yang bernama, Ancon.


Pada 1930an, Terusan Panama disempurnakan dengan diciptakannya danau-danau buatan sebagai penampung air yang dibuka jika ada kapal yang akan lewat. Selain itu juga dibuat beberapa pintu air. Setelah Perang Dunia II, rakyat Panama mulai menuntut hak pengelolaan dan selain itu memprotes kehadiran militer AS yang semakin hari semakin bertambah banyak. Akhirnya pada 7 September 1977, Presiden AS, Jimmy Carter dan Presiden Panama, Omar Torrijos menandatangani sebuah kesepakatan yang mengizinkan Panama mengelola sendiri terusan itu namun tetap menjamin netralitas kawasan (Neutrality Treaty) dan AS diizinkan untuk kembali kapan saja. Akan tetapi, kesepakatan ini dikecam oleh sebagian besar rakyat AS. Selanjutnya, pada 31 Desember 1999, pengelolaan terusan diserahkan sepenuhnya ke Panama melalui Otoritas Terusan Panama/Panama Canal Authority (ACP).

Sebelum penyerahan ini, pemerintah Panama telah mengadakan tender internasional untuk 25 tahun kontrak pengoperasian pelabuhan kontainer yang dimenangkan oleh perusahaan Hutchison Whampoa, sebuah perusahaan asal Hong Kong yang dimiliki oleh taipan Li Ka Shing yang juga nantinya menanamkan sahamnya di Facebook.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar