Manusia idaman dan panutan kaum muslimin, siapa yang tidak kenal beliau. Dia adalah Muhammad shallallahu 'alahi wa sallam.
Nah Gan ane dapat ilmu baru ni dari lapak sebelah
===========================
Sejarah mencatat, beberapa usaha pencurian terhadap jenazah Nabi
Shalallahu ‘alaihi wa sallam , semuanya mengalami kegagalan. Sungguh
Allah Subhanaahu wa Ta’ala telah menjaga Nabi-Nya Shalallahu ‘alaihi wa
sallam dalam keadaan hidup dan dalam keadaan sudah meninggal.
Ada lima usaha pencurian jenazah Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam yang
ditulis oleh penulis buku Sejarah Masjid Nabawi as-Syarif, Muhammad
Ilyas ‘Abdul Ghani. Aku akan menyebutkannya secara ringkas:
Usaha pertama:
Di masa al-Hakim Biamrillah al-‘Ubaidiy[1], salah seorang zindiq
mengusulkan kepadanya untuk menghadirkan jasad Rasulullah Shalallahu
‘alaihi wa sallam ke Mesir untuk menarik perhatian manusia kepadanya
sebagai pengganti Madinah, lalu memerangi penduduknya. Pada hari
berikutnya, Allah Ta’ala mengirimkan angin ke Madinah, dan hampir bumi
tergoncang karena kuatnya angin itu. Hal ini menjadi penghalang tujuan
para pembangkang tersebut.
Usaha kedua:
Pada masa khalifah al-Ubaidiy yang sama. Dia mengutus orang untuk
tinggal di sebuah rumah dekat dengan al-Haram an-Nabawi. Kemudian ia
menggali sebuah terowongan dari rumah tersebut menuju kubur Nabi
Shalallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian penduduk Madinah mendengar ada
suara menyeru, memanggil-manggil di tengah-tengah mereka bahwa ‘Nabi
kalian akan digali (kuburnya)’. Maka manusiapun menyelidikinya, kemudian
mendapati mereka yang sedang menggali, lalu membunuh mereka. Patut juga
disebutkan bahwa al-Hakim bin Ubaidillah mengaku sebagai Tuhan pada
tahun 408 H.
Usaha ketiga:
Dilakukan oleh para penggali kubur dari Raja-Raja Nasrani. Hal itu
dilaksanakan dengan perantara dua orang Nasrani dari Maroko. Namun Allah
Ta’ala melindungi jasad Nabi-Nya Shalallahu ‘alaihi wa sallam dengan
cara Panglima Nuruddin Zankiy bermimpi bertemu Nabi Sholallohu ‘alaihi
wa sallam dalam tidurnya, beliau menunjukkan dua orang berambut merah
kekuning-kuningan, dan beliau bersabda: “Tolonglah aku, selamatkan aku
dari dua orang laki-laki ini.’ Panglima Nuruddin Zanky pun terkejut
bangun dari tidurnya. Kemudian dia kumpulkan para hakim, lalu mereka
memberinya usul agar dia menuju Madinah. Diapun sampai di Madinah dengan
membawa harta yang banyak untuk dibagikan kepada penduduk Madinah. Dia
kumpulkan manusia, lalu memberi mereka hadiah setelah nama-nama mereka
dicatat, dan dia tidak melihat dua orang laki-laki yang ditunjukkan Nabi
dalam mimpinya. Di saat itu dia bertanya, ‘Adakah orang yang belum
mengambil sesuatu dari harta shadaqah ini?’ Mereka menjawab, ‘Tidak.’
Dia bertanya lagi, ‘Berfikirlah, ingat-ingatlah.’ Merekapun menjawab,
‘Tidak tertinggal seorangpun kecuali dua orang Maroko, keduanya adalah
orang shalih, kaya dan banyak shadaqah.’ Mendengar itu dada panglima pun
menjadi lapang, kemudian memerintahkan untuk memanggil keduanya. Lalu
dia melihatnya persis seperti dua orang laki-laki yang dilihatnya di
dalam tidurnya.
Diapun bertanya kepada keduanya, ‘Dari mana kalian berdua?’
Keduanya menjawab, ‘Jama’ah haji dari Maroko.’
‘Berkatalah jujur kepadaku,’ sergah Panglima.
Lalu keduanya ditahan kerenanya.
Panglimapun bertanya tentang rumah keduanya. Di saat dia pergi dan
sampai di rumah kedunya, dia tidak mendapati selain harta dan buku-buku
di rak. Pada saat dia mengangkat tikar, dia menemukan lorong yang
menghantarkan ke kamar Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam yang mulia.
Manusiapun terkejut. Setelah keduanya dipukuli, keduanya mengaku sebagai
penggali kubur milik raja-raja Nasrani, dan sebelum keduanya sampai di
kuburan terjadi goncangan di bumi. Panglima Nuruddin Zankiy pun membunuh
keduanya di Kamar Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam yang mulia.
Kemudian beliau perintahkan untuk membangun tembok disekitar Kubur yang
mulia yang terbuat dari tembok timah tebal agar tidak ada seorangpun
yang berani berbuat lancang lagi dengan menggunakan cara tersebut.
Usaha keempat:
Sejumlah orang-orang Nasrani mencuri dan merampok kafilah jam’ah haji.
Kemudian mereka bertekad untuk menggali kubur Nabi Sholallohu ‘alaihi wa
sallam . Mereka berbicara dan terang-terangan dengan niat mereka,
kemudian mereka menyeberangi laut menuju Madinah. Kemudian Allah Ta’ala
menolak serangan mereka dengan kapal yang telah disiapkan dari Mesir
al-Iskandariyah yang mengikuti mereka, kemudian menangkap mereka
semuanya, kemudian menawan dan membagi-bagi mereka di negeri kaum
muslimin.
Usaha kelima:
Usaha yang dilakukan dengan niat untuk menggali kubur Abu Bakar dan Umar
radhiallahu ‘anhuma. Itu terjadi di pertengahan abad ke tujuh hijriyah.
Sejumlah orang yang mencapai 40 orang laki-laki bertujuan untuk
menggali kubur di malam hari, kemudian bumipun terbelah dan menelan
mereka.
Hal ini diceritakan oleh pelayan al-Haram an-Nabawy pada saat itu. Dia adalah Shawwab, as-Syamsu al-Malthiy. (AR)*
Foot Note:
[1]Pada tahun 358 H, orang-orang Rafidhah ‘Ubaidiy menguasai Mesir,
mereka itu adalah satu kelompok yang mengaku cinta kepada Ahlul Bait. Di
antara pemimpin mereka yang paling menonjol adalah al-Hakim Biamrillah
yang mengaku sebagai Tuhan, dan dia mendakwahkan pendapat reinkarnasi
arwah. Kekuasaan negeri itu berakhir pada tahun 568 H.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar